Tak hanya itu, Honda Blade besutan Gerry pernah mencatat prestasi fenomenal. Saat kejurnas MotoPrix seri Kenjeran, Surabaya, catatan waktunya setara dengan kelas MP2 yang dikangkangi oleh pembalap seeded. Luar biasa.
Rahasianya, terbukti cuma memainkan kalor. Kalor bukan kolor. Kolor identik dengan celana. Dulu masyarakat sempat heboh karena ulah penjahat berkolor ijo. Nah, kalor artinya kandungan energi panas pada mesin. Sering disebut juga kalori.
Kalori seperti makanan buat mesin. Manusia, jika rajin mengkonsumsi makan makanan berkalori tinggi bikin tenaga manusia jadi gede. Kalori yaitu nilai panas bahan bakar jika dibakar. Satuannya kcal/kg. Dalam satuan Inggris Btu/lb.
Di sinilah terlihat kepiawaian Agus Supriyanto, pawang Blade Gerry Laurens. Meracik Pertamax plus sebagai kalori. Bukan avgas atau bensol. Terbukti, bahan bakar yang memiliki oktan 96 ini kandungan kalorinya lebih tinggi dari bensol atau avgas. Yaitu 19.000 Btu/lb.
“Coba bandingkan dengan bensol 17.300 Btu/lb dan avgas 18.600 Btu/lb,” buka Agus Supriyanto, mekanik Gerry. Untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel di buku Four Stroke Perfromance Tuning karangan A. Graham Bell.
Setingan bahan bakar oktan rendah berdampak rasio kompresi tidak bisa tinggi. Memang itu yang disasar Agus. “Makanya pakai 12,8 : 1,” tambah mekanik akrab disapa Koplak ini. Kompresi tinggi, memang tenaga yang dihasilkan lebih besar, tapi risiko mesin jebol pun jadi lebih besar. Belum lagi bila pengapian tidak tepat, gampang detonasi.
Kompresi rendah. Bikin mesin lebih adem. Komponen pun lebih awet. Tapi, unutk menghasilkan power maksimal, pembakaran harus sempurna. Dibantu dengan busi panas. Contohnya dengan busi Denso berkode 22. Sehingga, “Motor cukup berputar satu lap, suhu mesin sudah ideal,” tambah mekanik Jogja ini.
Untuk mendulang tenaga atas, Agus memainkan kem dengan durasi 278º. Termasuk tinggi. Apalagi dipadu dengan lift 9,5mm. Otomatis, suplai bahan bakar ke mesin pun butuh lebih melimpah.
Makanya perbandingan spuyer diperbesar. Karburator standar ini diisi pilot dan main-jet 52/115. Dijamin gak bakal tekor. Kalori melimpah, motor jadi bertenaga dan tentunya susah dilawan.
Dengan setingan ini, Agus yakin mesin tidak hanya powerfull, tapi juga adem dan awet kendati digeber selama 25 lap di lintasan yang berbeda. Apakah itu di Serang, Kemayoran atau Kenjeran. "Bermain di sirkuit berbeda, cukup adaptasi dengan permainan seting sproket. Contohnya untuk Kenjeran yang hanya pakai perbandingan 13/40," tegas Koplak (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Knalpot : SND
CDI: Rextor
Busi : Denso W22
Karburator: Standar
0 komentar:
Post a Comment