Terus terang saya tidak tahan untuk menulis artikel ini. Pasalnya, saat menulis tentang perbandingan Stoner vs Rossi, saya terus-menerus diganggu worst case scenario: Lorenzo bikin Stoner galau saat mencuri kado ulang tahunnya. Wekwekwek
Tapi jangan harap saya akan membahas perhitungan matematis balapan nanti. Karena sudah lumayan banyak dibahas . Tapi mari kita cerita-cerita aspek humanis yang melingkupi balapan besok. Bagaimana worst case scenario ini bisa terjadi? Well well well, bisa saja. Mari kita bahas…
Pertama, balapan besok persis hari ulang tahun Stoner. Jarang-jarang ada balapan jatuh persis di hari ulang tahun kita. Maklum tidak seperti cabang olah raga lain, misal Tennis yang pertandingannya bisa tiap hari 1-2 minggu dan sepanjang tahun. Bisa saja salah satu harinya jatuh pada hari pertandingan kita. Atau bola yang juga hampir sepanjang tahun dan saban minggu dengan berbagai seri kejuaraan.
Kedua, namanya ulang tahun enaknya dirayakan di rumah sendiri. Why, teman-teman bisa diajak, kerabat pasti ngumpul. Ga nyalain dan tiup lilin sendiri jauh dari peluk-cium keluarga. So pasti sangat menyenangkan berulang tahun dengan hadiah kemenangan.
Ketiga, ini bukan ulang tahun biasa. Kado yang diharap pun bukan sekadar tropi juara seri. Bila Stoner juara, pastinya juga juara dunia MotoGP makin dekat dalam genggaman. Saya kutipkan saja salah satu penjelasan dariMotoGP.com berikut ini:
- If Stoner wins the race and Lorenzo does not finish on the podium
- If Stoner is second and Lorenzo finishes no higher than sixth
- If Stoner is third and Lorenzo finishes no higher than tenth
- If Stoner is fourth and Lorenzo finishes no higher than thirteenth
- If Stoner is fifth and Lorenzo finishes no higher than fifteenth
- If Stoner is sixth and Lorenzo fails to finish
Keempat, Stoner adalah pembalap melankolis. Beberapa bukti bisa kita garuk-garuk. Saat kalah tarung dengan Rossi di 2008 dan berkembang ke problem kesehatan di 2009, Stoner jadi pendiam dan sering menangis. Apalagi Stoner tidak tahan kesepian. Terbukti doi begitu nempel dengan Adriana dan kawin muda . So kegagalan di Philip Island bisa membangkitkan jiwa galaunya . Hehehehehe…
Kelima, Stoner adalah raja bertahan di sirkuit Philip Island. Sejak membalap dengan mesin 800cc, Stoner sudah mendominasi. Lihat aja prestasinya.
2010: 1st (Stoner)
2009: 1st (Stoner)
2008: 1st (Stoner)
2007: 1st (Stoner)
Hanya sekali posisi luar podium, itupun pada tahun pertamanya di MotoGP. Lucunya, semua kemenangan di sini dengan motor Ducati. Mau Rossi mau Lorenzo juara dunianya, GP Australia tetap benteng utama Stoner (Tukang bikin benteng :d, terjemahan slank jeq).
Keenam, Stoner pembalap yang ga demen direcokin. Sudah pembawaan bocah Kuri-Kuri ini untuk membalap sekencang-kencangnya dan sedominan-dominannya. Ibarat burung falcon, doi senang mengudara bebas dan tinggi tanpa halangan. Kalo diganggu-ganggu sering ga konsen, so jadi masalah kalo Stoner jadi kurang rileks.
Untunglah Stoner dari awal udah kasih sinyal. Pole position maning. Cukup saat sesi kualifikasi udah mendekti akhir, dan cukup dengan 1-2 kali percobaan. Tapi diam-diam Lorenzo mengintip karena saat ini menempel Stoner di posisi kedua kualifikasi.
Kuncinya besok adalah Stoner sendiri. Doi akan bertarung melawan diri sendiri. Kalo suasana batinnya tenang, doi akan ngacir jadi juara.Begitu ga rileks, bahaya-bahaya. Dan, tak ada tempat dan momen yang paling kritis bagi Stoner melebihi bayang-bayang Lorenzo mencuri kado ulang tahun di rumah sendiri.
0 komentar:
Post a Comment