Saturday, November 12, 2011

Membuka Mesin Balap 2009

Membuka musim balap 2009, Waskito ‘Merit’ Ngubaini, kiliker asal Solo, mencoba riset baru. Merit keluar dari kebiasannya yang dulu pakai klep in 28 mm dan klep ex 24 mm. Pria ramping itu mencoba pasang klep lebih gede lagi, yaitu 29 mm dan 25 mm.

Dicoba pada geberan Dedi Permadi, joki baru tim Kephot Federal Indoparts KBC, yang turun di kelas IP 2 (bebek tune up 125 cc 4-tak). Hasilnya, Dedi bercokol di peringkat tiga sementara dan sempat rebut pole position di seri 1 IndoPrix (IP) Sentul, kemarin.

Mengubah diameter klep tentu tidak sederhana. Merit harus mengubah hitungan durasi kem dan posisi klep. “Agar nggak tubrukan saat overlap,” terang pria yang punya senyum khas ini.
1850jupiter-dedii-dok-2.jpg
Bos klep sedikit digeser, sehingga jarak antar klep di permukaan head jadi 4,5 mm. “Biasanya paling gak sampe 4 mm,” ujar Merit yang juga irit di soal berat badan. Otomatis, portingnya juga sedikit dimodif dari biasanya. “Diameter tetap ada di kisaran 85 persen dari diameter klep,” katanya cermat.

Hitungan durasi kem juga sedikit diubah. Sekarang, Merit bermain pada klep in 277°, yang membuka 37° sebelum TMA dan nutup 60° setelah TMB. Sedang klep ex berdurasi 279°, membuka di 59° sebelum TMB dan nutup 40° setelah TMA. Semua dihitung dari 1 mm saat klep ngangkat.

Bukan hanya durasi yang berubah. Dengan LSA yang mendekati angka 100°, overlap jadi sangat tinggi sampai 77°. “Makanya, bubungan kem jadi lebih tinggi. Dulu kan paling 6,8 mm. Sekarang hampir 7 mm,” tambah Merit.

Menurutnya, ubahan ini membuat flow makin bagus ke ruang bakar. “Test dyno sih belum dilakukan. Tapi lonjakan rpm terbukti bisa lebih tinggi. Hitungan rpm jalan yaitu saat digeber sambil dinaikin terus bergerak sampai 14.000 rpm. Dulu kan paling di kisaran 13.300 rpm,” jelas pemilik tahi lalat khas ini.

Pantas, Dedi bisa melejit di Sentul. Kan sirkuit ini memang manjakan rpm atas. Apalagi, kalau melihat hitungan kem seperti itu, motor akan nuntut gas ditahan di rpm atas. Kalau ngedrop dikit aja, musti dikail lewat gaya ngobok slip kopling.

Nggak perlu heran juga kalau Antonius, bos Kephot, senyum terus tanda girang. Kan Dedi tampil menawan.

SETIA PENGAPIAN KERING

Merit termasuk mekanik yang setia dengan pengapian kering. Manfaatkan magnet Vega yang dipapas jadi 800 gram, dan bandul 500 gram, pengapian dibuat kering dari oli. Tentu dengan dibuat sekat agar oli nggak masuk ke areal magnet.

Pakai CDI AC buatan Rextor, timing pengapian tertinggi dipatok 37° pada 8.000 rpm. “Sampai naik ke 14.000 rpm, baru digeser ke 34°. Limiter dipatok 14.500 rpm,” terangnya.

Diyakini penggunaan magnet kering ini membuat putaran mesin lebih ringan. “Itu jadi salah satu alasan pakai kompresi rendah. Kan biar mesin aman. Apalagi main di Sentul. Cukup 11,5 : 1,” papar pria yang juga ikut tangani tim Yamaha yang turun di Asian GP 2009.

DATA MODIFIKASI

Sok belakang : YSS
Knalpot : NCC
Koil : Yamaha YZ125
Karburator : Keihin PWK 28
Pilot-jet : 58
Main-jet : 108
CDI : Rextor Extreem
Rasio : I= 13/36, II= 16/28, IV = 21/24
Sproket : 16/35 (sirkuit Sentul)

0 komentar:

Post a Comment