Race War Drag Bike Seri II di Sirkuit Taman Harapan Indah Bekasi (7-8/5) lalu, kembali membuktikan ketangguhan Suzuki Shogun 125 milik Erwin. Ditunggangi Antonius Petruk dan Toni, keduanya menapaki posisi 1 dan 2 bebek 4-tak s/d 200 cc dengan catatan waktu 8,057 detik di lintasan lempeng 201 meter.
Digarap Herman Lo alias Ahon, suhu korek bebek 4-tak lewat setuhan kem prestasinya kian berkilau. Ah.., sama aja kok modifikasinya. Mesin dirancang siap di trek 201 meter, tinggal gimana joki ngegasnya, jelas mekanik Surya Motor Sport (SMS) yang buka praktik di Jl Raya Citayam No. 18, Depok.
Cuma kemarin, Ahon mengaku hanya seting ulang durasi kem. Katanya, torsi sering didapat pada angkatan klep tinggi. Tapi, karakternya rapat.
Makanya LSA (Lobe Separation Angle) dibikin kisaran 107 derajat dengan overlap enggak sampai 50 derajat. Tenaga puncak terus terisi dari 9.000 sampai 11.000 rpm. Istilahnya, grafik powernya terus progress seirama naiknya rpm, lanjut pria berambut lurus ini.
Seperti biasa, drag mengutamakan tenaga besar cepat tersalur. Momen puntir awal yang diutamakan. Orang bilang torsi. Makanya perbandingan kompresi kuda pacu ini dibikin 15 :1 dengan karakter bentuk head semi bathub. Pas banget dibakar bensol.
Ruang bakar dipadu volume silinder 199,9 cc atau bulatnya jadi 200 cc. Aslinya, bore x stroke Shogun 125 adalah 55,2 mm x 53,5 mm. Lalu pakai pin stroke 3 mm. Sehingga, langkah nambah 6 mm alias jadi 61,2 mm. Sementara, bore dinaikan jadi 64,5 mm.
Mesin ini sudah menggunakan piston Tiger oversize 100. Kalau standarnya kan pakai ukuran 63,5 mm. Nah karena oversize 100, jadi 64,5 mm deh," tambah mekanik asli Singkawang yang buka praktik di Depok itu.
Namun Ahon tidak menjelaskan pakai setang seher apa. Kalau pakai yang standar berarti lubang pen dibesarkan.
Selain kem dan kompresi, Ahon juga menunjuk ubahan pada karburator. Shogun 125 ini disuplai gas bakar dari Keihin PE 28 yang direamer hingga 30 mm.
Bengis banget memang jadinya. Apalagi gas bakar dipatik api lewat produk pengapian variasi. Shogun 125 Erwin pakai CDI Rextor Pro Drag plus magnet Yamaha YZ125 yang kerendam oli. Konon katanya biar putaran mesin enggak terlalu ringan waktu digeber.
Tapi, yang penting dari ubahan kedua motor di atas, diameter lubang porting bukan cuma dibikin lebih besar dari sebelumnya. Namun juga, arah porting lebih dipertajam mulai dari intake manifold hingga lubang payung klep. Itu sebabnya motor ini terasa bengis
0 komentar:
Post a Comment